SIAPAKAH DAJJAL ?
"dajjal
adalah seorang manusia dari keturunan Yahudi. Dia bukan Jin atau
apajua makhluk lain selain ia sebagai manusia yang ditangguhkan ajalnya
“Minal Munzharin” seperti halnya Nabi Isa as yang di angkat oleh Allah
swt ke atas langit dan ditangguhkan kematiannya sehingga beliau
nantinya turun semula ke atas muka bumi ini lalu beliau akan mati dan
di kuburkan di Madinah Al Munawwarah. Sama juga halnya dengan Iblis yg
di tangguhkan kematiannya sehingga kiamat nanti".
DAJJAL,
ayahnya seorang yang tinggi dan gemuk. Hidungnya seperti Paruh
burung. Sedangkan Ibunya pula seorang perempuan yang gemuk dan banyak
dagingnya. Menurut Imam Al Barzanji ada pendapat mengatakan bahwa asal
keturunan bapanya ialah seorang Dukun Yahudi yang di kenali dengan
“syaqq” manakala ibunya adalah dari bangsa Jin. Ia hidup di zaman Nabi
Sulaiman as dan mempunyai hubungan dengan makhluk halus. Lalu oleh
Nabi Sulaiman ia akhirnya ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.
Walau bagaimanapun kelahiran dan kehidupan masa kecil tidak diketahui
dengan jelas.
SIFAT BADANNYA
Hadis Huzaifah r.a menyebutkan : Rasulullah SAW telah bersabda Dajjal
ialah orang yang buta matanya sebelah kiri, lebat (panjang) rambutnya
serta dia mempunyai Syurga dan Neraka. Nerakanya itu merupakan Syurga
dan Syurganya pula ialah Neraka (Hadis Sahih Muslim). Ada beberapa ciri
perawakan Dajjal yg disebutkan dalam Hadis Rasulullah SAW, diantaranya
seorang yang kelihatannya masih muda, berbadan besar dan agak
kemerah-merahan, rambutnya kerinting dan tebal. Kelihatan dari belakang
seolah-olah dahan kayu yang rimbun.
Dan tandanya yg paling ketara sekali ada dua, pertama buta mata
kirinya dan kelihatan seperti buah kismis yang kecut, manakala mata
kanannya tertonjol keluar kehijau-hijauan berkelip-kelip laksana
bintang. Jadi kedua-dua matanya adalah cacat. Kedua tertulis didahinya
tulisan “Kafir (Kaf-Fa-Ra)”. Tulisan ini dapat dibaca oleh setiap
orang Islam, sama ada ia pandai membaca atau tidak. Mengikut hadis
riwayat At-Thabrani, kedua-dua tanda ini menjelma dalam diri Dajjal
setelah ia mengaku sebagai Tuhan. Adapun sebelum itu, kedua-dua tanda
yang terakhir ini belum ada pada dirinya.
TEMPAT TINGGALNYA SEKARANG
Menurut riwayat yang sahih yang disebutkan dalam kitab “Shahih Muslim”,
bahwa Dajjal itu sudah wujud sejak beberapa lama. Ia dirantai di
sebuah pulau dan ditunggu oleh seekor binatang yg bernama
“Al-Jassasah”. Terdapat hadis mengenainya. Daripada Hadis ini jelaslah
bagi kita bahwa Dajjal itu telah ada dan ia menunggu masa yang
diizinkan oleh Allah SWT untuk keluar menjelajah permukaan bumi ini dan
tempat “transitnya” itu ialah disebelah Timur bukan di Barat, mungkin
saja disekitar segitiga bermuda.
BERAPA LAMA IA HIDUP SETELAH KEMUNCULANNYA
Dajjal akan hidup setelah ia memulakan cabarannya kepada umat ini,
selama empat puluh hari sahaa. Namun begitu, hari pertamanya adalah
sama dengan setahun dan hari kedua sama dengan sebulan dan ketiga sama
dengan satu minggu dan hari-hari berikutnya lagi sama dengan seperti
hari-hari biasa. Jadi keseluruhan masa Dajjal membuat fitnah dan
kerusakan itu ialah 14 bulan dan 14 hari. Dalam Hadis riwayat Muslim
ada disebutkan, Kami bertanya: “Wahai Rasulullah !! Berapa lamakah ia
akan tinggal di muka bumi ini ?. Nabi SAW menjawab, Ia akan tinggal
selama empat puluh hari. Hari yg pertama seperti setahun dan hari
berikutnya seperti sebulan dan hari ketiga seperti seminggu. Kemudian
hari yg masih tinggal lagi (yaitu 37 hari) adalah sama seperti hari
kamu yang biasa. Lalu kami bertanya lagi:,Wahai Rasulullah saw !! Di
hari yang panjang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami hanya
sembahyang sehari saja (yaitu 5 waktu saja). Nabi SAW menjawab: Tidak
cukup. Kamu mesti mengira hari itu dengan menentukan kadar yg
bersesuaian bagi setiap sembahyang..”
Maksud Sabdaan Rasulullah SAW, ini ialah supaya kita mengira jam yang
berlalu pada hari itu. Bukan mengikut perjalanan matahari seperti
biasanya kita lakukan. Misalnya sudah berlalu tujuh jam selepas
sembahyang Subuh pada hari itu maka masuklah waktu sembahyang Zohor,
maka hendaklah kita sembahyang Zohor, dan apabila ia telah berlalu
selepas sembahyang Zohor itu tiga jam setengah misalnya, maka masuklah
waktu Asar, maka wajib kita sembahyang Asar Begitulah seterusnya
waktu Sembahyang Maghrib, Isyak dan Subuh seterusnya hingga habis hari
yang panjang itu sama panjangnya dengan masa satu tahun dan bilangan
sembahyang pun pada sehari itu sebanyak bilangan sembahyang setahun
yang kita lakukan. Begitu juga pada hari kedua dan ketiga.
FITNAH DAJJAL
Dajjal telah diberi peluang oleh Allah swt utk menguji umat ini. Oleh
karena itu, Allah memberikan kepadanya beberapa kemampuan yang luar
biasa. Di antara kemampuan Dajjal ialah, "Segala kesenangan hidup akan
ada bersama dengannya".
Benda-benda beku akan mematuhinya. Sebelum kedatangan Dajjal, dunia
Islam akan diuji dahulu oleh Allah dgn kemarau panjang selama 3 tahun
berturut-turut. Pada tahun pertama hujan akan kurang sepertiga dari
biasa dan pada tahun kedua akan kurang 2/3 dari biasa dan tahun ketiga
hujan tidak akan turun langsung. Umat akan dilanda kebuluran dan
kekeringan. Di saat itu Dajjal akan muncul membawa ujian. Maka daerah
mana yg percaya Dajjal itu Tuhan, ia akan berkata pada awan, Hujanlah
kamu di daerah ini !! Lalu hujan pun turunlah dan bumi menjadi subur.
Begitu juga ekonomi, perdagangan akan menjadi makmur dan stabil pada
orang yang bersekutu dengan Dajjal. Manakala penduduk yang tidak mau
bersukutu dengan Dajjal, mereka akan tetap berada dalam kebuluran dan
kesusahan.
Dan ada diriwayatkan penyokong Dajjal akan memiliki segunung roti
(makanan) sedangkan orang yang tidak percaya dengannya berada dalam
kelaparan dan kebuluran. Dalam hal ini, para sahabat Rasullullah SAW
bertanya, ”Jadi apa yg dimakan oleh orang Islam yang beriman pada hari
itu wahai Rasulullah ?." Nabi menjawab, ”Mereka akan merasa kenyang
dengan bertahlil, bertakbir, bertasbih dan bertaubat. Jadi zikir-zikir
itu yang akan menggantikan makanan.”
H.R Ibnu Majah
SYURGA DAN NERAKA ADA BERSAMANYA
Di antara ujian Dajjal ialah kelihatan bersama dengannya seumpama
syurga dan neraka dan juga sungai air dan sungai api. Dajjal akan
menggunakan kedua-duanya ini untuk menguji iman orang Islam karena
hakikat yang benar adalah sebalik dari apa yang kelihatan. Apa yang
dikatakan Syurga itu sebenarnya Neraka dan apa yg dikatakannya Neraka
itu adalah Syurga.
DAJJAL, ANTARA KENYATAAN DAN KAMUFLASE
“Dajjal”
acap menjadi topik seru yang dibicarakan banyak orang. Perkaranya pun
kian hangat dengan munculnya orang-orang yang mengaku atau dianggap
orang lain sebagai Dajjal, seperti yang dialamatkan pada Sri Sathya Sai
Baba, seorang begawan dari India. Benarkah dia Dajjal ?. Jika
ditinjau dari sisi bahasa, makna Dajjal adalah sangat tepat untuknya,
karena Dajjal berarti banyak berdusta dan menipu. Siapa pun yang banyak
berdusta dan menipu, ada pengikutnya ataupun tidak, maka dia adalah
Dajjal. Demikianlah yang diistilahkan oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang mereka. Beliau menjelaskan hal ini dalam
banyak hadits seperti yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari
rahimahullahu dalam dua tempat (no. 3340 dalam Kitabul Manaqib dan no.
6588 dalam Kitab Al-Fitan) dan Muslim rahimahullahu dalam dua tempat
(no. 8 dalam Muqaddimah dan no. 5205 dalam Kitab Al-Fitan Wa Asyrathis
Sa’ah) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
“Tidak
akan terjadi hari kiamat sehingga dua kelompok besar saling berperang
dan banyak terbunuh di antara dua kelompok tersebut, yang seruan
mereka adalah satu. Dan hingga dibangkitkannya para Dajjal lagi
pendusta hampir 30 orang, semuanya mengaku bahwa dirinya Rasulullah,
dicabutnya ilmu, banyak terjadi gempa, zaman berdekatan, fitnah
menjadi muncul, banyak terjadi pembunuhan, berlimpah ruahnya harta di
tengah kalian sehingga para pemilik harta bingung terhadap orang yang
akan menerima shadaqahnya. Sampai dia berusaha menawarkannya kepada
seseorang namun orang tersebut berkata: ‘Saya tidak membutuhkannya’;
orang berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan. Ketika seseorang
lewat pada sebuah kuburan dia berkata: ‘Aduhai jika saya berada di
sana’; terbitnya matahari dari sebelah barat dan apabila terbit dari
sebelah barat di saat orang-orang melihatnya, mereka beriman
seluruhnya (maka itulah waktu yang tidak bermanfaat keimanan bagi
setiap orang yang sebelumnya dia tidak beriman atau dia tidak berbuat
kebaikan dengan keimanannya).”
Dari
keterangan di atas jelaslah bahwa kata Dajjal sering dipakai untuk
menamai seseorang yang banyak berdusta dan banyak menipu umat. Para
dedengkot kesesatan yang memproklamirkan diri sebagai nabi setelah
Rasulullah SAW adalah para Dajjal. Dan bila disebutkan Dajjal secara
mutlak (tanpa keterangan tambahan, red.) maka tidak ada yang tergambar
dalam benak setiap orang melainkan Ad-Dajjal Al-Akbar (yang terbesar),
yang akan muncul di akhir zaman sebagai tanda dekatnya hari kiamat
dengan sifat-sifat yang sudah jelas sebagaimana dijelaskan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
DAJJAL DAN YAYUJ WA MAJUJ
Kata Dajjal berasal dari kata “dajala”, artinya menutupi (sesuatu).
Kamus Lisanul-’Arab mengemukakan beberapa pendapat mengapa disebut
Dajjal. Menurut suatu pendapat, ia disebut Dajjal karena ia adalah
pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan.
Pendapat lainnya mengatakan, karena ia menutupi bumi dengan bilangannya
yang besar. Pendapat ketiga mengatakan, karena ia menutupi manusia
dengan kekafiran. Keempat, karena ia tersebar dan menutupi seluruh muka
bumi. Pendapat lain mengatakan, bahwa Dajjal itu bangsa yang
menyebarkan barang dagangannya ke seluruh dunia, artinya, menutupi
dunia dengan barang dagangannya. Ada juga pendapat yang mengatakan,
bahwa ia diberi nama Dajjal karena mengatakan hal-hal yang
bertentangan dengan hatinya, artinya, ia menutupi maksud yang
sebenarnya dengan kata-kata palsu.
Kata
Ya’juj dan Ma’juj pula berasal dari kata “ajja” atau “ajij” dalam
wazan Yaf’ul; kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula
asra’a, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam
kamus Lisanul-’Arab. Ya’juj wa-Ma’juj dapat pula diibaratkan sebagai
api menyala dan air bergelombang, karena kehebatan gerakannya.
Kata Dajjal tak tertera dalam Al-Qur’an, tetapi dalam Hadits sahih
diterangkan, bahwa sepuluh ayat pertama dan sepuluh ayat terakhir dari
surat al-Kahfi melindungi orang dari fitnahnya Dajjal, jadi menurut
Hadits ini, Al-Quran memberi isyarat siapakah Dajjal itu. Mengenai hal
ini diterangkan dalam Kitab Hadits yang amat sahih sebagai berikut:
“Barang siapa hafal sepuluh ayat pertama Surat Al-Kahfi, ia akan selamat
dari (fitnahnya) Dajjal.”
“Barang siapa membaca sepuluh ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, ia
akan selamat dari (fitnahnya) Dajjal.” Ya’juj wa-Ma’juj dihuraikan dua
kali dalam Al-Quran. Yang pertama diuraikan dalam surat al-Kahfi,
sehubungan dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang
berakhirnya surat al-Kahfi, dihuraikan tentang perjalanan Raja
Zhul-Qarnain ke berbagai pelusuk untuk memperkuat tapak-batas
kerajaannya.
Ternyata bahwa menurut sejarah, raja ini ialah raja Farsi yang bernama
Darius I. Diterangkan dalam surat tersebut, bahwa perjalanan beliau
yang pertama, berakhir di laut Hitam. “Sampai tatkala ia mencapai
ujung yang paling Barat, ia menjumpai matahari terbenam dalam sumber
yang berlumpur hitam.” (alkahfi:86). Ternyata bahwa yang dimaksud
sumber yang berlumpur hitam ialah Laut Hitam.
Selanjutnya diuraikan dalam surah tersebut, kisah perjalanan beliau ke
Timur “Sampai tatkala ia mencapai tempat terbitnya matahari, ia
menjumpai matahari terbit di atas kaum yang tak Kami beri perlindungan
dari (matahari) itu” (18:90). Selanjutnya dihuraikan tentang
perjalanan beliau ke Utara. “Sampai tatkala ia mencapai (suatu tempat)
diantara dua bukit” (18:93).
Yang dimaksud dua bukit ialah pegunungan Armenia dan Azarbaijan. Dalam
perjalanan ke Utara ini, raja Zhul-Qarnain berjumpa dengan satu kaum
yang berlainan bahasanya, artinya, mereka tak mengerti bahasa Farsi.
Kaum ini mengajukan permohonan kepada raja Zhul-Qarnain sebagai
berikut: “Wahai Zhul-Qarnain! Sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu
membuat kerosakan di bumi. Bolehkah kami membayar upah kepada engkau,
dengan syarat sukalah engkau membangun sebuah rintangan antara kami
dan mereka” (18:94).
Selanjutnya Al-Qur’an menerangkan, bahwa raja Zhul-Qarnain benar-benar
membangun sebuah tembok dan sehubungan dengan itu, Al-Qur’an
menyebut-nyebut besi dan tembaga sebagai bahan untuk membangun pintu
gerbang: “Berilah aku tumpukan besi, sampai tatkala (besi) itu memenuhi
ruangan di antara dua bukit, ia berkata: ‘Bawalah kemari cairan
tembaga yang akan kutuangkan di atasnya’ (alkahfi:96). Dalam ayat 97
diterangkan, bahwa tatkala tembok itu selesai, mereka (Ya’juj
wa-Ma’juj) tak dapat menaikinya, dan tak dapat pula melubanginya.
Dalam ayat 98 dari surah tersebut (al-Kahfi), raja Zhul-Qarnain
menerangkan, bahwa bagaimanapun kuatnya tembok ini hanya akan
berfaedah sampai jangka waktu tertentu, dan akhirnya tembok ini akan
runtuh. Lalu kita akan dihadapkan kepada peristiwa yang lain. “Dan
pada hari itu, Kami akan membiarkan sebagian mereka (Ya’juj wa-Ma’juj)
bertempur melawan sebagian yang lain” (18:99).
Adapun mengenai identiti Ya’juj wa-Ma’juj para mufassir tak sama
pendapatnya. Ibnu Katsir berkata, bahwa Ya’juj wa-Ma’juj adalah dari
keturunan Adam, dan pendapat ini dikuatkan oleh Hadits Bukhari dan
Muslim. Menurut kitab Ruhul-Ma’ani, Ya’juj wa-Ma’juj adalah dua kabilah
keturunan Yafits bin Nuh, yang bangsa Turki adalah sebagian dari
mereka; mereka disebut Turki, karena mereka “turiku” (ditinggalkan) di
sebelah sananya tembok. Selain itu, menurut huraian Al-Qur’an, terang
sekali bahwa mereka adalah sebangsa manusia, yang untuk
menghalang-halangi serbuan mereka, terpaksa dibangun sebuah tembok.
Adapun yang kedua, Ya’juj wa-Ma’juj diuraikan dalam Al-Qur’an sbb :
“Sampai tatkala Ya’juj wa-Ma’juj dilepas, mereka akan mengalir dari
tiap-tiap tempat tinggi” (20:96). Ternyata bahwa yang dimaksud dengan
kalimat “mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi” ialah bahwa mereka
akan menguasai seluruh dunia. Menilik cara Al-Qur’an menerangkan
Ya’juj wa-Ma’juj dalam dua tempat tersebut, terang sekali bahwa akan
tiba saatnya Ya’juj wa-Ma’juj mengalahkan sekalian bangsa di dunia.
Dan terang pula bahwa pada waktu Al-Qur’an diturunkan, Ya’juj
wa–Ma’juj sudah ada, tetapi gerak-geri mereka masih tetap terkekang
sampai saat tertentu, yang sesudah itu, mereka akan terlepas untuk
menguasai seluruh dunia.
Bahkan sebenarnya, bangsa Inggris sendiri telah memasang patung Ya’juj
wa-Ma’juj di depan Guildhall di London. Dipandang dari segi duniawi,
kesejahteraan material mereka harus dipandang sebagai segi kebaikan
mereka. Itulah sebabnya mengapa dalam Hadits digambarkan, bahwa mata
Dajjal yang hanya satu, yaitu mata duniawi; gemerlap bagaikan bintang.
Al-Our’an juga menerangkan keahlian mereka dalam membuat barang-barang.
Jadi julukan Dajjal hanyalah sebagian dari gambaran bangsa itu.
Dalam kitab Bible, Ya’juj wa-Ma’juj dihuraikan dengan kata-kata yang
amat jelas, sehingga tak diragukan lagi siapa Ya’juj dan Ma’juj itu.
Dalam Kitab Yehezkiel 38:1-4, diterangkan sbb:
“Dan lagi datanglah firman Tuhan kepadaku, bunyinya: Hai anak Adam!
Tujukkanlah mukamu kepada Juj dan tanah majuj, raja Rus, Masekh dan
Tubal, dan bernubuatlah akan halnya. Katakanlah: Demikianlah firman
Tuhan Hua. Bahwasanya Aku membalas kepadamu kelak, hai Juj, raja Rus,
masekh dan Tubal. Dan kubawa akan dikau berkeliling dan kububuh kait
pada rahangmu … ”
Di sini Juj diuraikan seterang-terangnya, dan Juj di sini adalah sama
dengan Ya’juj dalam Al-Qur’an. Dia dikatakan sebagai raja Rusia, Moscow
dan Tubal. Adapun Majuj (Ma’juj), hanya dikatakan “tanah Ma’juj”.
Tiga nama yang disebutkan dalam kitab Bible ialah: Rus atau Rusia,
Masekh atau Moscow, dan Tubal atau Tobolsk. Rusia adalah nama negara,
sedangkan Omask dan Tubal adalah nama dua sungai di sebelah Utara
pegunungan Kaukasus. Pada sungai Omask terletak kota Moscow, dan pada
sungai Tubal terletak kota Tobolsk; dua-duanya merupakan kota Rusia
yang termasyur. Mengingat terangnya gambaran ini, maka tak diragukan
lagi siapa Ya’juj itu.
Jadi terang sekali bahwa Juj ialah Russia, tempat kediaman bangsa
Slavia. Adapun Ma’juj adalah negara itu juga. Jadi di satu pihak, Juj
dikatakan sebagai raja Rusia, di lain pihak, ia digambarkan mendiami
tanah Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua
pokok suku-bangsa, yaitu Slavia dan Teutonia. Bangsa Teutonia meliputi
bangsa Britis dan bangsa Jerman. Ini menunjukkan seterang-terangnya
bahwa Juj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Timur (Slavia), sedangkan
Majuj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Barat, yaitu bangsa Teutonia.
Dan terang pula bahwa dua bangsa ini mula-mula sekali mendiami tanah
yang sama. Boleh jadi, Juj dan Majuj adalah nama atau julukan
nenek-moyang dua bangsa ini. Hal ini dibuktikan adanya kenyataan bahwa
patung Ya’juj dan ma’juj itu sejak zaman dahulu sudah berdiri di depan
Guildhall di London yang termasyur.
Berdasarkan keterangan tersebut dalam kitab Bible ditambah dengan bukti
sejarah yang dilengkapi dengan dua patung di London, sudah dapat
dipastikan bahwa Ya’juj wa-Ma’juj bukanlah nama khayalan, melainkan
nama dua suku bangsa yang mendiami Benua Eropa, dan yang seluruhnya
menutupi dataran Eropa. Menilik tanda-tanda yang terang tentang
identiti bangsa-bangsa itu, maka apa yang dihuraikan dalam Al-Qur’an
bahwa Ya’juj wa-Ma’juj akan mengalir dari tiap-tiap tempat tinggi, ini
tak dapat diartikan lain selain bahwa bangsa-bangsa Eropa akan
menguasai seluruh muka bumi.
Bahkan kalimat “kulli hadabin” yang artinya tiap-tiap tempat tinggi ini
menunjukkan, bahwa mereka bukan saja unggul dalam bidang fizik,
melainkan pula dalam bidang intelektual, sehingga bangsa-bangsa lain di
dunia bukan saja diperbudak jasmaninya, melainkan pula rohaninya.
Jadi, Al-Qur’an memberi gambaran yang nyata kepada kita tentang
merajalelanya kekuasaan politik dan kebudayaan Eropa di seluruh dunia,
dan runtuhnya ummat Islam pada akhir zaman; kenyataan ini memang aneh,
tetapi ini membuktikan seterang-terangnya akan kebenaran Islam.
NABI ISA TURUN MELAWAN DAJJAL
Turunnya nabi Isa ke bumi mempunyai misi menyelamatkan manusia dari
fitnah Dajjal dan membersihkan segala penyimpangan agama ,ia akan
bekerjasama dengan Imam Mahdi memberantas semua musuh-musuh Allah.
Dikisahkan setelah Nabi Isa as. selesaikan menunaikan shalat, ia
berkata : “Keluarlah kamu (pasukan kaum muslimin) semua bersama kami
untuk menghadapi musuh Allah, yaitu dajjal.” Lalu mereka pun keluar,
kemudian Ia (Isa) dilihat oleh dajjal si laknat yang baru saja
mendakwa kepada manusia, bahwa ia adalah raja yang mendapat petunjuk
dan pemimpin yang jenius serta bijaksana, bahkan mengaku sebagai Tuhan
Yang Maha Tinggi. Begitu ‘Isa dilihat oleh dajjal, dajjal pun melele
seperti garam yang meleleh di di air. Kemudian dajjal melarikan diri,
akan tetapi ia dihadang oleh Isa di pintu kota Lud di Palestina.
Sekiranya Isa membiarkan saja hal ini maka dajjal akan hancur seperti
garam dalam air, akan tetapi Isa berkata kepadanya :”Sesungguhnya aku
berhak untuk menghajar kamu dengan satu pukulan.” Lalu Isa as.
menombak dan membunuhnya, maka Isa as. memperlihatkan kepada semua
orang darah dajjal di tombaknya. Maka tahu dan sadarlah para pengikut
dajjal dari kalangan Yahudi , bahwa dajjal bukanlah Allah. Jika benar
apa yang didakwakan dajjal (dajjal mengaku sebagai tuhan) tentulah
dajjal tidak akan dapat dibunuh oleh Nabi ‘Isa.
Salah satu tugas besar beliau setelah membunuh dajjal adalah
menyelamatkan ummat manusia dari fitnah Ya’juj dan Ma’juj (Gog dan
Magog dalam versi Kristen).
1. Dikisahkan, fitnah dan kejahatan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) sangat
besar dan menyeluruh , tiada seorang manusiapun yang dapat
mengatasinya, jumlah mereka pun sangat banyak sehingga kaum Muslimin
akan menyalakan api selama 7 tahun untuk berlindung dari penyerangan
mereka, para pemanah dan perisai mereka. (seperti yang diterangkan
dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Nawwas)
2. Maka saat mereka telah keluar (dari diding tembaga yang mengurung
mereka sejak jaman raja Zulkarnain) maka Allah SWT berkata kepada Isa
ibn Maryam: ”Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba(Ya’juj dan
Ma’juj)yang tidak mampu diperangi oleh siapapun, maka hendaklah kamu
mengasingkan hamba-hambaKu ke Thur (Thursina) ”
3. Dan di Thur terkepunglah Nabiyullah ‘Isa beserta para sahabatnya,
sehingga harga sebuah kepala sapi lebih mahal dari 100 dinar kamu hari
ini.Kemudian Nabiyullah ‘Isa dan para sahabatnya ,menginginkan itu,
maka mereka tidak menemukan sejengkalpun dari tanah di bumi kecuali ia
dipenuhi oleh bau anyir dan busuk mereka.Kemudian Nabi Isa dan
sahabatnya meminta kelapangan kepada Allah SWT maka Allah mengutus
seekor burung yang akan membawa mereka kemudian menurunkan mereka
sesuai dengan kehendak Allah , kemudian Allah menurunkan air hujan
yang tidak meninggalkan satu rumahpun dikota atau di kampung, maka Ia
membasahi bumi sehingga menjadi seperti sumur yang penuh.” (HR.
Ahmad,Muslim & Tirmidzi dari An Nawwas bin Sam’am)
Catatatan dalam versi Kristen “orang-orang beriman akan diselamatkan dibawa ke awan”
Dahsyatnya fitnah Ya’juj dan Ma’juj digambarkan dalam sebuah hadist Rasulullah saw. Sebagai berikut :
“Dinding Ya’juj dan Majjuj akan terbuka, maka mereka akan menyerang
semua manusia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Dan
mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat-tempat yang tinggi” (QS .
Al Anbiyaa’ : 96). Maka mereka akan menyerang manusia, sedangkan kaum
Muslim akan berlarian dari mereka ke kota-kota dan benteng-benteng
mereka, kemudian mereka mengambil binatang-binatang ternak bersama
mereka. Sedangkan mereka (Ya’juj dan Ma’juj) meminum semua air di bumi,
sehingga apabila sebahagian mereka melewati sebuah sungai maka
merekapun meminum air sungai tersebut sampai kering dan ketika sebagian
yang lain dari mereka melewati sungai yang sudah kering tersebut,
maka mereka berkata: “Dulu di sini pernah ada air”. Dan apabila tidak
ada lagi manusia yang tersisa kecuali seorang saja di sebuah kota atau
benteng, maka berkatalah salah seorang dari mereka: “Mereka-mereka
penduduk bumi sudah kita habisi, maka yang tertinggal adalah penduduk
langit”, kemudian salah seorang dari mereka melemparkan tombaknya ke
langit, dan tombak tersebut kembali dengan berlumur darah yang
menunjukkan suatu bala dan fitnah. Maka tatkala rnereka sedang asyik
berbuat demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus ulat ke pundak
mereka seperti ulat belalang yang keluar dari kuduknya, maka pada pagi
harinya mereka pun mati dan tidak terdengar satu nafaspun. Setelah itu
kaum Muslim berkata: “Apakah ada seorang laki-laki yang mau menjual
dirinya untuk kami berani mati) untuk melihat apa yang sedang dilakukan
oleh musuh kita ini?” maka majulah salah seorang dari mereka dengan
perasaan (menganggap) bahwa ia telah mati, kemudian dia menemui bahwa
mereka semua telah mati dalam keadaan sebagian mereka di atas sebagian
yang lain (berhimpitan), maka laki-laki tersebut menyeru: “Wahai semua
kaum Muslim bergembiralah kamu sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala
sendiri sudah membinasakan musuhmu”, maka mereka pun keluar dari
kota-kota dan benteng-benteng dan melepaskan ternak-ternak mereka ke
padang-padang rumput kemudian padang rumput tersebut dipenuhi oleh
daging-daging binatang ternak, maka semua susu ternak tersebut gemuk
(penuh) seperti tunas pohon yang paling bagus yang tidak pernah
dipotong.” (HR. Ahmad, Ibn Majah, Ibn Hiban dan Hakim dari Abu Sa’id)
Menurut suatu riwayat Nabi Isa ,setelah turun dari langit akan menetap
dibumi sampai wafatnya selama 40 tahun. Ia akan memimpin dengan penuh
keadilan , sebagaimana yang diceritakan dalam hadist berikut :
“Demi yang diriku berada ditanganya,sesungguhnya Ibn Maryam hampir akan
turun di tengah-tengah kamu sebagai pemimpin yang adil,maka ia akan
menghancurkan salib,membunuh babi,menolak upeti,melimpahkan harta
sehingga tidak seorangpun yang mau menerima pemberian dan sehingga satu
kali sujud lebih baik dari dunia dan segala isinya” (HR.
Bukhari,Muslim,Ahmad,Nasa’I,Ibn Majah dari Abi Hurairah)
Diceritakan dalam sebuah hadist bahwa Nabi Isa akan melaksanakan haji.
”Demi Dzat yang diriku berada ditanganya,sesungguhnya Ibn Maryam akan
mengucapkan tahlil dengan berjalan kaki untuk melaksanakan haji atau
umrah atau kedua-duanya dengan serentak”.(HR. Ahmad & Muslim dari
Abi Hurairah)
Janji Allah pasti berlaku pada semua hambanya, semua yang bernyawa
pasti akan mati, begitu pun Nabi Isa AS. Setelah menjadi pemimpin yang
adil di akhir jaman, Allah SWT. akan mewafatkan Nabi Isa. Hanya Allah
SWT saja yang tahu kapan dan dimana Nabi Isa akan diwafatkan. Setelah
wafatnya Nabi Isa as. dunia kemudian akan mengalami kiamat. Wallahu
a’lam.